Politisi Demokrat Diduga Lakukan Pelecehan Seksual

Peristiwa | 07 Dec 2024 | 12:54 WIB
Politisi Demokrat Diduga Lakukan Pelecehan Seksual
Dugaan pelecehan seksual oleh MH, anggota DPRD Kabupaten Cirebon dari partai Demokrat viral di media sosial. (Foto: Freepik.com)

Uwrite.id - Politikus partai Demokrat sekaligus anggota DPRD Kabupaten Cirebon diduga melakukan pelecehan seksual terhadap seorang Sales Promotion Girl (SPG).

Kisah ini pertama kali diungkapkan oleh Seorang pengguna platform X, Indy-gnity (@Calliopealto). Dia membagikan kisah terkait dugaan pelecehan seksual yang dialaminya oleh seorang anggota DPRD Kabupaten Cirebon berinisial MH.

Dalam postingan yang diunggah pada Jumat (6/12/2024), Indy mengungkapkan kronologi kejadian tersebut secara rinci.

Menurut Indy, insiden bermula saat ia tengah menjalankan tugas sebagai bagian dari sebuah acara promosi produk di sekitar Masjid Agung Sumber, Cirebon.

Selepas salat Jumat, MH bersama seorang staf, memanggilnya dan meminta ia masuk ke kantor DPRD.

"Aku panggil temen lain biar sama² dapat target penjualan. Awalnya aku nunggu diruang tunggu sblm dia minta aku masuk ke ruangan dia," tulis Indy.

https://x.com/Calliopealto/status/1864944742808850587

Tangkapan layar unggahan Indy-gnity (@Calliopealto) di platform X

Namun, suasana mulai berubah ketika MH mulai mengarahkan pembicaraan ke hal-hal pribadi dan tak terkait pekerjaan, hingga mengajak karaoke.

Situasi menjadi semakin tidak nyaman ketika, menurut Indy, MH menarik temannya dan dirinya ke ruang yang lebih privat.

"Tapi tiba2 pembicaraan malah mengarah ke ngajakin karaoke. Disitu situasi udh mulai aneh. Karna tatapan dia ke aku mulai ga biasa. Terus dia narik temen ku ke arah ruangan yg ada sekat. Aku gatau apa yg terjadi disitu, krn aku sama satu temenku cuma duduk," lanjut Indy.

Di ruangan tersebut, MH diduga melakukan tindakan yang tak pantas, mulai dari mencium pipi, bibir, hingga memegang bagian tubuh tertentu.

MH juga disebut sempat mengajukan pertanyaan bernada pelecehan, seperti "Kamu kalau saya pakai, mau dibayar berapa?".

"Setelah temenku, dia tbtb nyuruh aku buat ikut ke tempat tadi. Narik paksa dan langsung cium pipi kanan kiri bahkan bibir. Pegang pantat sambil bilang "kamu kalo saya pake mau dibayar berapa?," tambahnya.

Indy mengaku sempat melawan dan kembali ke tempat teman-temannya, namun MH terus melakukan tindakan serupa, bahkan di hadapan teman-temannya.

"Aku spontan nolak dan berontak. Tapi aku ga smpt rekam apapun," tulis Indy.

"Dia nanya ke temenku juga "kamu bisa dipake ga?? Mau berapa? Soalnya tadi Indy bilang katanya gabisa". Disitu kita semua berusaha cari alesan buat pergi. Walaupun ditahan-tahan," lanjutnya.

Indy juga mengaku tidak memiliki bukti rekaman atas kejadian tersebut karena tidak menyangka akan mengalami hal seperti ini.

Usai kejadian, ia segera menghubungi seorang teman yang merupakan wartawan DPRD untuk menceritakan kronologinya.

"Kita semua shock, aku nge-freeze. Ngerasa bego, kenapa tadi ga rekam," tambahnya.

Unggahan Indy telah mendapatkan perhatian luas dengan lebih dari 3,9 juta tayangan di platform X.

Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari pihak DPRD Kabupaten Cirebon atau MH terkait tuduhan tersebut.

Salah satu akun besar di X, @jek, turut mengomentari kejadian tersebut. "Pada kek syaiton ye, halo @PDemokrat @prabowo. awas aja kalo tua bangka ini ampe lolos," tulisnya.

Partai Demokrat melalui akun resminya di X turut memberikan respon dan berjanji untuk menindaklanjuti kejadian ini.

"Terima kasih atas informasinya. Partai Demokrat memandang serius laporan ini dan akan segera melakukan investigasi sesuai prosedur," tulisnya.

Sementara itu, warganet memberikan berbagai respon. Beberapa mengutuk keras dugaan perbuatan MH, sementara yang lain menyarankan agar korban segera melapor ke polisi.

"Lapor polisi dulu sebelum ngomong, kamu bisa kena tuntut UU ITE  loh," tulis akun @kitiCatz.***

Menulis di Uwrite bisa dapat penghasilan, Investasikan tulisan anda sekarang juga
Daftar di sini

Jika anda keberatan dan memiliki bukti atau alasan yang kuat bahwa artikel berita ini tidak sesuai dengan fakta, anda dapat melakukan pengaduan pada tautan ini

Tulis Komentar