Dugaan Money Politik di Ciamis Mencuat di Media Sosial, Akademisi Desak Tindakan Tegas dari Bawaslu

Hukum | 17 Mar 2024 | 13:04 WIB
Dugaan Money Politik di Ciamis Mencuat di Media Sosial, Akademisi Desak Tindakan Tegas dari Bawaslu
Akun instagram @newstalk__id mengunggah postingan tentang dugaan money politic di Ciamis/Foto: tangkapan layar instagram @newstalk__id

Uwrite.id - Isu dugaan money politic yang tengah mengemuka di Kabupaten Ciamis terus memanas, dengan foto-foto dan cuitan yang tersebar luas di media sosial.

Salah satunya berasal dari akun instagram @newstalk__id. Dalam postingan tanggal 15 Maret 2024 akun tersebut menulis jika bukti bahwa permainan politik uang (money politic), sudah merusak demokrasi.

"Bukti bahwa permainan politik uang (money politic), sudah merusak demokrasi. 
Dengan gelar orang kaya, seenaknya sendiri membeli suara, beruntung masih ada masyarakat yang sadar dan berani bersuara, seperti yang terjadi di daerah Ciamis," tulis akun @newstalk__id.

Bawaslu Ciamis, menurut akun @newstalk__id hanya diam saja melihat kejadian ini.

"Tapi, kok Bawaslu Ciamis lihat begini diam saja? Jadi ingat kasus Rice Cooker yang tidak diproses, masuk angin? Atau sudah nerima "Anginnnn"?," lanjutnya.

Lebih lanjut, @newstalk__id menyebut jika politik uang membuat sistem proporsional terbuka layak dipertanyakan efektivitasnya.

"Politik uang membuat sistem proporsional terbuka layak dipertanyakan efektivitasnya. Video dan foto-foto money politik yang terjadi di Kabupaten Ciamis pada masa tenang lalu jadi salah satu contoh," tulis akun @newstalk__id.

"Harus ada yang bertindak, minimal Bawaslu bisa melek, menindak dan tidak ikut-ikutan kena efek buruk atau mungkin masuk angin dari politik uang ini yang mencederai demokrasi. Tapi, kok Bawaslu Ciamis lihat begini diam saja?," tambahnya.

Menanggapi munculnya cuitan tersebut, Akademisi Universitas Galuh (Unigal), Erlan Suwarlan mendesak agar Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Ciamis untuk mengambil langkah tegas terhadap caleg yang terlibat dalam politisasi bantuan rice cooker dan money politic.

"Meskipun kasus politisasi rice cooker sudah ditangani oleh Bawaslu Ciamis, namun terhenti di tengah jalan karena kurangnya alat bukti di sentra Gakkumdu, itu menjadi sorotan agar pihak Bawaslu harus lebih tegas lagi dalam menyelesaikan pelanggaran Pemilu,"tegasnya.

Erlan Suwarlan menyatakan keprihatinannya atas terulangnya pelanggaran pemilu yang melibatkan calon legislatif, termasuk dugaan money politik, terutama saat masa tenang kampanye.

Lebih lanjut, ia mencatat bahwa bukan hanya di media berita, tetapi dugaan money politic juga sudah tersebar di media sosial, yang berpotensi menjadikan isu tersebut sebagai isu nasional.

"Money politic sudah dinyatakan sebagai extra ordinary crime (kejahatan luar biasa), oleh karenanya sangat berbahaya, jangan sampai kasus seperti terhenti ditengah jalan atau dengan alasan kurangnya alat bukti, kalau kasus ini biarkan begitu saja bisa-bisa demokrasi di negara kita sudah tidak ada lagi," ucapnya.

Terlebih saat ini ada suara-suara ketidak percayaannya terhadap Bawaslu maupun KPU, belum lagi soal tagline-nya Bawaslu yang mengungkapkan, Bersama Bawaslu Kita Tegakkan Keadilan Pemilu.

“Ini slogan yang gagah saya kira, maka Bawaslu harus benar-benar komit dan tanpa rasa takut untuk menegakkan keadilan pemilu, jangan sampai dalam proses penanganan  pelanggaran Bawaslu takut atau cemas” ucapnya.

Jika anda keberatan dan memiliki bukti atau alasan yang kuat bahwa artikel berita ini tidak sesuai dengan fakta, anda dapat melakukan pengaduan pada tautan ini

Tulis Komentar

0 Komentar