Dr. Farah Mulyasari, S.T., M.Sc, Dosen Universitas Pertamina: Komunikasi pada Upaya K3, Bantu Penanganan Fire Incident

Tokoh | 22 May 2024 | 11:39 WIB
Dr. Farah Mulyasari, S.T., M.Sc, Dosen Universitas Pertamina: Komunikasi pada Upaya K3, Bantu Penanganan Fire Incident
Teknologi seperti aplikasi pesan instan, media sosial, dan sistem peringatan dini digital dapat dimanfaatkan untuk memastikan informasi tersebar dengan cepat dan akurat.

Uwrite.id - Jakarta - Di sela-sela kegiatan Diskusi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang diadakan di Jakarta baru-baru ini, Dr Farah Mulyasari, S.T., M.Sc, Dosen Prodi Komunikasi Universitas Pertamina, membahas pentingnya strategi komunikasi yang tepat dalam penanganan insiden kebakaran. 

Ia menekankan bahwa komunikasi yang baik sangatlah berperan dalam menjamin keselamatan dan mengurangi kerugian selama insiden kebakaran.

Menurut Dr Farah, dalam setiap insiden kebakaran, manajemen K3 dan komunikasi yang efektif harus memiliki tata kelola tersendiri. 

"Penting bagi semua pihak yang terlibat dalam penanganan kebakaran untuk memahami dan menerapkan strategi komunikasi yang jelas dan terstruktur," ulas Dr Farah. Hal ini diperlukan agar semua tindakan yang diambil dapat terkoordinasi dengan baik dan tidak ada miskomunikasi yang bisa berakibat fatal.

Lebih lanjut, Dr Farah mengungkapkan bahwa strategi komunikasi dalam mengatasi fire incident haruslah sangat terbuka. 

"Keterbukaan informasi sangat diperlukan. Informasi harus mengalir tanpa hambatan, baik ke dalam tim internal maupun ke pihak eksternal seperti masyarakat sekitar dan layanan darurat," ujarnya. Dengan komunikasi yang terbuka, setiap individu dapat memiliki pemahaman yang sama terkait situasi insiden dan tindakan yang harus diambil.

Beliau juga menyebutkan beberapa strategi komunikasi kekinian yang bisa digunakan untuk mengatasi kesenjangan komunikasi dalam konteks K3. 

Teknologi seperti aplikasi pesan instan, media sosial, dan sistem peringatan dini digital dapat dimanfaatkan untuk memastikan informasi tersebar dengan cepat dan akurat. 

Penempatan alat komunikasi yang tersedia di setiap titik rawan juga sangat penting agar semua anggota tim lapangan dapat saling berkomunikasi tanpa hambatan.

Dr Farah menekankan bahwa komunikasi saat bencana adalah salah satu elemen penting yang tidak boleh diabaikan. 

"Komunikasi yang baik tidak hanya membantu dalam penanganan langsung saat kebakaran terjadi, tetapi juga sangat penting untuk pencegahan dan persiapan menghadapi situasi darurat di masa mendatang," kata Dr Farah lagi.

Ia menjelaskan risiko yang dapat terjadi jika komunikasi tidak terarah dengan baik. "Resiko kehilangan nyawa, aset yang hancur, dan kerugian material sangat besar jika komunikasi tidak terjalin dengan baik. Satu pesan yang tidak tersampaikan dengan jelas bisa mengakibatkan kebingungan dan salah paham yang dapat memicu bahaya lebih besar," ungkapnya.

Untuk itu, Dr Farah mengajak semua pihak untuk lebih serius menangani aspek komunikasi dalam setiap upaya pencegahan dan penanganan kebakaran. "Dengan komunikasi yang tepat, semua pihak bisa bekerja sama secara efektif dan efisien dalam mengatasi insiden kebakaran, sehingga dampak buruk dapat diminimalkan," tutupnya.

Diskusi ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan semangat baru bagi para praktisi K3 serta semua pihak yang terlibat dalam manajemen risiko kebakaran. Penekanan pada pentingnya komunikasi yang efektif menjadi langkah awal menuju penanganan kebakaran yang lebih aman dan terkoordinasi. (*)

Menulis di Uwrite bisa dapat penghasilan, Investasikan tulisan anda sekarang juga
Daftar di sini

Jika anda keberatan dan memiliki bukti atau alasan yang kuat bahwa artikel berita ini tidak sesuai dengan fakta, anda dapat melakukan pengaduan pada tautan ini

Tulis Komentar