Disnakkan Ciamis Siapkan 400 Vaksin Tekan Penyebaran PMK

Kesehatan | 21 Jan 2025 | 11:45 WIB
Disnakkan Ciamis Siapkan 400 Vaksin Tekan Penyebaran PMK
Disnakkan Ciamis siapkan 400 vaksin untuk menekan penyebaran PMK. 150 dosis telah disebar di lima kecamatan. (Foto: Istimewa)

Uwrite.id - Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Ciamis terus mengintensifkan langkah pencegahan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang mengancam kesehatan hewan ternak.

Sebanyak 400 dosis vaksin telah disiapkan untuk melindungi ternak dari penyebaran penyakit ini. Hingga kini, 150 dosis telah didistribusikan ke wilayah Panjalu, Sukamantri, Kawali, Panawangan, dan Ciamis.

"Karena jumlah stok vaksin terbatas, vaksinasi hanya fokus pada ternak sehat milik petani yang membutuhkan," ujar Kabid Keswan Kesmavet melalui Ketua Tim Kerja Substansi Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Disnakkan Ciamis, Budiono, Senin (20/1/2024).

Lanjut Budiono, peningkatan kasus PMK di beberapa daerah memicu kekhawatiran di Ciamis.

“Ciamis sebagai daerah konsumen ternak berisiko terkena dampaknya. Pasokan ternak dari luar Jawa Barat menjadi salah satu faktor risiko utama,” ungkapnya.

Sebagai upaya antisipasi, Disnakkan Ciamis telah menerbitkan Surat Edaran Nomor 500.7/022/Disnakan3 pada 6 Januari 2025.

Surat ini bertujuan meningkatkan kewaspadaan dini terhadap Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS), termasuk PMK.

Isinya meliputi imbauan kepada peternak untuk memperketat biosekuriti, mengisolasi ternak yang sakit, dan melaporkan kejadian penyakit melalui aplikasi SIPARTNER (Sistem Pelayanan Terpadu Veteriner).

“Selain itu, kami juga melalui petugas lapangan melakukan pembersihan dan desinfeksi di kandang. Hal ini penting untuk memutus rantai penularan,” tambah Budiono.

Langkah teknis lainnya, Disnakkan Ciamis terus berkoordinasi melakukan pengawasan lalu lintas ternak. Hanya ternak yang memiliki sertifikat kesehatan veteriner dan dokumen resmi dari aplikasi ISIKHNAS yang diizinkan masuk ke wilayah Ciamis.

Edukasi untuk Peternak

Selain langkah teknis, edukasi menjadi fokus utama Disnakkan Ciamis. Melalui kegiatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE), peternak diajarkan cara mengenali gejala PMK dan tindakan yang perlu diambil jika ternaknya terinfeksi.

“Kami juga mendorong peternak untuk melaporkan kasus melalui aplikasi SIPARTNER, yang langsung terhubung dengan tim teknis di lapangan. Laporan ini memungkinkan respons cepat untuk menangani kasus,” jelas Budiono.

Meski sempat khawatir akan dampak PMK terhadap ketersediaan daging, Disnakkan memastikan suplai daging di Ciamis tetap aman. Mayoritas sapi yang dipotong di Rumah Potong Hewan (RPH) sudah terjamin kesehatannya.

“Penyakit PMK tidak bersifat zoonosis, sehingga daging tetap aman untuk dikonsumsi. Namun, sebisa mungkin proses pemotongan harus dilakukan di RPH dengan pengawasan ketat untuk menghindari kontaminasi yang membahayakan ternak lainnya,” kata Budiono.

Dengan berbagai langkah yang telah dilakukan, Pemerintah Kabupaten Ciamis optimis dapat mengendalikan penyebaran PMK. Peternak diimbau untuk mematuhi seluruh arahan guna menjaga kesehatan ternak mereka.

“Kita harus belajar dari pengalaman sebelumnya. Kerja sama antara pemerintah, petugas lapangan, dan peternak sangat penting untuk memastikan wabah ini tidak kembali terjadi,” tegas Budiono.***

Menulis di Uwrite bisa dapat penghasilan, Investasikan tulisan anda sekarang juga
Daftar di sini

Jika anda keberatan dan memiliki bukti atau alasan yang kuat bahwa artikel berita ini tidak sesuai dengan fakta, anda dapat melakukan pengaduan pada tautan ini

Tulis Komentar