Disnakan Ciamis Berlakukan Syarat Penyembelihan dan Penanganan Daging yang Higienis

Kesehatan | 17 Jun 2024 | 10:20 WIB
Disnakan Ciamis Berlakukan Syarat Penyembelihan dan Penanganan Daging yang Higienis
Ketua Tim Kerja Substansi Kesmavet Dinas Peternakan dan Perikanan Ciamis, Budiono, memberi penekanan khusus pada syarat-syarat penyembelihan dan kesehatan ternak.

Uwrite.id - Ciamis - Pada momen Idul Adha, umat Muslim di seluruh dunia menunaikan ibadah kurban sebagai wujud ketaatan dan rasa syukur kepada Allah. Namun, di balik ibadah ini, penting untuk memahami teknik penyembelihan dan penanganan daging kurban yang higienis.

Terdapat beberapa syarat yang harus dipatuhi terkait penyembelihan hewan kurban dan penanganan dagingnya agar tetap aman dan menyehatkan.

Ketua Tim Kerja Substansi Kesmavet Dinas Peternakan dan Perikanan Ciamis, Budiono, memberi penekanan khusus pada syarat-syarat penyembelihan dan kesehatan ternak.

"Setiap tahunnya, kami melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap hewan kurban di sejumlah lapak penjual sapi. Tahun ini, dari 479 ekor sapi yang diperiksa di Ciamis, 109 di antaranya tidak memenuhi syarat, mayoritas karena belum cukup umur," ungkap Budiono.

Menurut Budiono, beberapa hal penting yang harus diperhatikan antara lain adalah penggunaan alat yang tajam, kondisi kesehatan ternak, dan langkah pemuasaan sebelum penyembelihan.

Alat yang tajam sangat penting supaya proses penyembelihan berlangsung cepat dan tidak lebih lama menyakiti hewan. Hewan kurban harus dipuasakan selama 12-24 jam sebelum disembelih agar prosesnya lebih mudah dan daging yang dihasilkan lebih bersih.

Teknik penyembelihan juga harus menyasar kepada tiga saluran di leher depan, meliputi saluran nafas, pembuluh darah utama serta saluran pencernaannya.

"Seyogianya untuk tidak merusak bagian organ tubuh hewan sebelum hewan betul-betul tidak bernyawa lagi. Hal tersebut sangat penting untuk memastikan hewan tidak terdera sakit yang luar biasa dan demi mempertahankan mutu daging," imbuh Budiono.

Untuk penanganan dan penyimpanan daging, kebersihan peralatan amat utama. Budiono memberi saran agar petugas masjid menggunakan kemasan plastik daur ulang yang bisa hancur setelah 3 bulan. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi limbah plastik sekaligus menjaga kebersihan daging. "Sudah banyak dijual melalui online, jenis plastik yang bisa didaur ulang tersebut," tuturnya.

Untuk daging yang telah dipotong-potong harus dilakukan penyimpanan dengan seksama, yakni dipisahkan antara makanan matang dan mentah. Di samping itu, pastikan daging dimasak sampai dengan matang benar sebelum disajikan.

"Penting juga untuk menghindari kontak langsung lalat, tangan manusia dan peralatan kotor dengan daging. Semua ini dimaksudkan guna menjaga higienitas sembelihan daging yang akan disantap nantinya," tambah Budiono.

Budiono menyarankan menyimpan daging pada temperatur di bawah 5°C atau di atas 60°C guna mencegah pembiakan bakteri buruk.

Budiono memberi arahan supaya panitia kurban membekali diri dengan literasi pengetahuan yang memadai, terutama menyangkut proses penyembelihan dan penanganan daging kurban. "Ini bukan hanya tentang menjalankan ibadah, tetapi juga tentang memastikan daging yang sampai ke tangan masyarakat aman dan higienis," sambungnya.

"Dengan memahami dan menerapkan semua syarat dan cara penanganan yang baik ini, bisa dipastiksn daging kurban dapat dinikmati dengan rasa aman dan tetap memenuhi syariat. Semoga ibadah kurban tahun ini membawa berkah untuk kita semua," pungkasnya. (*)

Menulis di Uwrite bisa dapat penghasilan, Investasikan tulisan anda sekarang juga
Daftar di sini

Jika anda keberatan dan memiliki bukti atau alasan yang kuat bahwa artikel berita ini tidak sesuai dengan fakta, anda dapat melakukan pengaduan pada tautan ini

Tulis Komentar