Diskusi TVRI 12/08: Perlu Upaya Pecahkan Buah Simalakama Akses Peluang Berusaha dan Akselerasi Pelaku UMKM Lokal Kaltim

Ekonomi | 12 Aug 2024 | 18:25 WIB
Diskusi TVRI 12/08: Perlu Upaya Pecahkan Buah Simalakama Akses Peluang Berusaha dan Akselerasi Pelaku UMKM Lokal Kaltim
Fakta bahwa “kebanyakan pengusaha yang masuk ke IKN untuk jasa konstruksi umumnya dari Jawa, karena mereka adalah Perusahaan Terdaftar,” menjadi catatan penting

Uwrite.id - Balikpapan - Pada dialog yang diselenggarakan oleh TVRI Kaltim Samarinda tanggal 12 Agustus hari ini, tema besar yang diangkat adalah “Pertumbuhan Ekonomi di Kaltim Menjelang HUT RI ke-79 di IKN.”

Acara ini mengundang beberapa narasumber penting seperti Rektor Universitas Balikpapan dan Ketua APJK3N, Isradi. Salah satu pokok pembahasan yang menarik adalah upaya mendorong pelaku UMKM lokal untuk memaksimalkan peluang yang ada di Kalimantan Timur, khususnya di sekitar Ibu Kota Negara (IKN).

Rektor Universitas Balikpapan memberikan pandangan bahwa “IKN itu sendiri sudah memberi kontribusi yang tidak sedikit bagi pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Timur.”

Hal ini tentu saja membangkitkan harapan akan tertingginya perekonomian di provinsi ini. Namun demikian, tidak dipungkiri bahwa ada tantangan besar yang harus dihadapi, khususnya bagi pelaku UMKM lokal yang masih kesulitan mengakses peluang bisnis di kawasan IKN.

Dalam dialog tersebut, Isradi menyoroti persoalan keterlibatan UMKM dalam jasa boga. Berdasarkan pengalamannya yang mendalami Satgas di IKN, pihak otoritas telah mempersiapkan mekanisme untuk memungkinkan pengusaha UMKM turut serta dalam menyelenggarakan jasa penyediaan makanan dan minuman.

Saat ini, telah disediakan tempat bagi UMKM katering dan kuliner di Rest Area kawasan IKN. Selain itu, juga ada kebutuhan besar akan tenaga kerja di sektor konstruksi.

Namun, Isradi menggarisbawahi adanya persyaratan yang harus dipenuhi oleh perusahaan UMKM yang ingin beroperasi di IKN. Salah satunya adalah status perusahaan yang harus terdaftar dan mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan.

Fakta bahwa “kebanyakan pengusaha yang masuk ke IKN untuk jasa konstruksi umumnya dari Jawa, karena mereka adalah Perusahaan Terdaftar,” menjadi catatan penting. Hal ini menandakan perlunya upaya kolaboratif untuk membantu UMKM lokal memenuhi persyaratan tersebut.

"Masalah seperti ini harus segera diselesaikan dan perlu disosialisasikan kepada pelaku UMKM yang ada di Kalimantan Timur," ujar Isradi. Peluang untuk warga yang tinggal di sekitar IKN sangatlah besar, mulai dari jasa boga hingga jasa konstruksi.

Jasa subkontraktor pada usaha jasa konstruksi di IKN meliputi berbagai bidang seperti pembangunan gedung, jalan, jembatan dan infrastruktur lainnya. Usaha ini membuka banyak lapangan kerja bagi masyarakat lokal, asalkan mereka memahami dan mengikuti SOP yang ada.

Sebagai penutup, perlu kita tarik benang merah atas diskusi ini. Setiap elemen negeri ini, tak terkecuali civitas academica, harus turut berperan dalam memecahkan masalah ini. Salah satunya adalah dengan mengadakan pelatihan profesional bagi warga Kaltim di sekitar IKN. Peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) di sekitar IKN, termasuk warga Penajam, Kutai Timur, ataupun Balikpapan harus terus ditingkatkan agar keterampilan mereka sesuai dengan kebutuhan jasa konstruksi di IKN.

"Dengan adanya sinergi antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha, dan masyarakat, bukan tidak mungkin tantangan ini bisa diatasi dan memberikan dampak positif bagi perekonomian dan kesejahteraan Kalimantan Timur. Tentu dengan sinergi dan upaya bersama dalam meng-upgrade pelaku usaha di Kaltim maka akan mendorong pelaku UMKM lebih kapabel dalam menyerap peluang yang tersedia di IKN buat mereka," tutup Isradi. (*)

Menulis di Uwrite bisa dapat penghasilan, Investasikan tulisan anda sekarang juga
Daftar di sini

Jika anda keberatan dan memiliki bukti atau alasan yang kuat bahwa artikel berita ini tidak sesuai dengan fakta, anda dapat melakukan pengaduan pada tautan ini

Tulis Komentar