Desa Timbulsloko di Ambang Tenggelam Akibat Abrasi, Susi Pudjiastuti Beri Solusi
Uwrite.id - Desa Timbulsloko yang terletak di pesisir Kabupaten Demak, Jawa Tengah, menghadapi ancaman serius akibat abrasi yang mengikis garis pantai. Desa kecil di Kecamatan Sayung ini memiliki garis pantai sepanjang 4,5 kilometer.
Kondisi pemukiman di Desa Timbulsloko sangat tidak biasa karena sangat dipengaruhi oleh erosi yang parah. Desa itu sekarang menyerupai pemukiman yang dikepung oleh laut.
Menurut laporan Kompas.com, erosi yang menggerus garis pantai Demak terjadi sejak sekitar tahun 1995 yang berdampak signifikan terhadap alih fungsi lahan.
Yang dulunya merupakan areal pertanian produktif berangsur-angsur berubah menjadi tambak ikan, dan sebagian tanahnya kini telah menjadi air. Fenomena ini merupakan akibat dari naiknya permukaan air laut yang dikombinasikan dengan penurunan permukaan tanah yang mencapai kurang lebih 10 sentimeter per tahun.
Seperti diberitakan Kompas.id, keadaan Desa Timbulsloko bermula saat banjir rob pertama kali terjadi di wilayah tersebut sekitar tahun 2012.
Awalnya, banjir hanya terjadi pada waktu-waktu tertentu dengan ketinggian air berkisar antara 5 hingga 10 sentimeter yang akan surut dalam beberapa jam. Namun, seiring berjalannya waktu, banjir semakin parah, dengan ketinggian air mencapai belasan sentimeter bahkan hingga 1 meter.
Banjir rob kini terus menggenangi Desa Timbulsloko, tanpa ada tanda-tanda surut. Hingga Rabu (22/3/2023), ketinggian banjir di Desa Timbulsloko mencapai sekitar 1,5 meter.
Apalagi, saat air pasang, ketinggian air di kawasan itu bisa melebihi 2 meter.
Melihat kondisi Desa Timbulsloko, Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, turut mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi tersebut. Melalui akun media sosial pribadinya, Susi Pudjiastuti berpendapat bahwa masyarakat Desa Timbulsloko adalah pemilik yang sah dari tanah, laut, udara, dan semua sumber daya di kepulauan Indonesia.
Susi Pudjiastuti menyarankan agar pasir laut atau sedimen digunakan untuk membangun tanggul dan meninggikan daerah pemukiman atau desa mereka, daripada ekspor untuk memperluas wilayah negara tetangga. Menurutnya, pendekatan ini merupakan langkah yang lebih bijak dan menguntungkan, serta dapat mempertahankan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.
“Mereka adalah pemilik yang sah dari tanah, laut, udara, dan semua sumber daya yang ada di kepulauan Indonesia. Pasir/sedimen harus kita gunakan untuk membangun tanggul dan meninggikan daerah pemukiman/desa mereka daripada mengekspornya untuk menambah wilayah negara tetangga. negara dan mengecilkan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) kita. Ini pendekatan yang lebih bijak dan menguntungkan," tulis Susi Pudjiastuti pada Sabtu, 17 Juni 2023.
Tulis Komentar