Cegah Karhutla Terjadi Lagi di Jawa Barat, FK3I JABAR Minta KLHK Lakukan Pengawasan Lebih Ketat
Uwrite.id - Maraknya kasus karhutla belakangan ini membuat FK3I JABAR was-was. Secara terbuka, FK3I JABAR meminta KLHK untuk melakukan mitigasi lebih awal agar karhutla tak terjadi di kawasan konservasi Jawa Barat, salah duanya dengan membatasi kunjungan dan pengawasan lebih ketat.
Kebakaran hutan dan lahan atau Karhutla kerap menjadi isu yang tak kunjung selesai, utamanya di musim kemarau. Karhutla banyak terjadi luar Jawa, utamanya di Kalimantan dan Sumatera. Namun, belakangan ini ada beberapa kasus terjadi di Jawa, salah satunya yang terjadi di Gunung Bromo.
Forum Komunikasi Kader Komunikasi Indonesia Jawa Barat atau FK3I JABAR, memberikan perhatian besar pada kasus karhutla yang berpotensi terjadi Indonesia, khususnya di Jawa Barat. Ketua BP FK3I JABAR, Dedi Kurniawan, menegaskan karhutla tak semata terjadi karena faktor cuaca, tapi juga adanya campur tangan manusia sebagai pemicu.
“Kebakaran hutan yang saat ini terjadi di beberapa kawasan Hutan Konservasi dan Lindung bukan hanya akibat dari cuaca ekstrim. Akan tetapi tentu ada pemicu lainnya. Pemicu yg sangat berperan dalam kebakaran tentunya aktifitas manusia, baik disengaja atau tidak disengaja,” ujar Dedi Kurniawan dalam rilis resmi FK3I JABAR.
Pria yang kini juga menjadi Ketua Dewan Daerah Wahana Lingkungan Hidup Jawa Barat ( WALHI JABAR) ini membeberkan 3 aktivitas yang bisa menyebabkan terjadinya karhutla, yakni aktivitas perkebunan, aktivitas panas bumi dan aktivitas wisata. Dedi menegaskan ketiga aktivitas tadi perlu mendapatkan pengawasan yang ketat.
“Faktor keterlibatan manusia dalam kawasan diantaranya aktivitas perkebunan skala besar dan kecil, aktivitas panas bumi dan aktivitas wisata. Ketiga aktivitas ini tentunya penting untuk diawasi dengan ketat dan dibatasi aktivitas nya agar mengantisipasi awal dampak yang tidak diinginkan,”tambah Dedi Kurniawan.
Menyoroti kasus karhutla di Gunung Bromo beberapa waktu lalu, Dedi mengklaim manajemen pengelola ikut bertanggungjawab. Dedi pun meminta pengelola untuk ikut diperiksa dalam kasus ini.
“Kasus kebakaran Bromo akibat pengunjung pre-wedding tentunya ada kesalahan manajemen pengelola dan pengawasan yang tidak dilakukan dengan baik, sehingga memicu kebakaran hutan. Bukan hanya pelaku pre-wedding tapi pengelola wajib diperiksa. Ini hanya satu dari aktivitas yang kebetulan terekam dan diketahui,” lanjut Dedi Kurniawan.
Tak lupa, Dedi Kurniawan pun menyinggung karhutla yang terjadi di beberapa kawasan konservasi yang ada di Jawa Barat, salah satunya karhutla di Gunung Ciremai. Dedi meminta pemangku kebijakan seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk melakukan pengawasan lebih ketat terkait masalah karhutla ini, utamanya yang terjadi di Jawa Barat.
“ Lalu kebakaran lainnya ? Dibeberapa kawasan seperti Ciremai, Argopuro dll ? Penyebabnya ? Tentunya bukan hanya cuaca ekstrim. Kita yakini semua ada pemicunya dan pemicunya penting dianalisa untuk bahan kajian tindakan pengawasan pembuatan regulasi dan pengetatan aktivitas pemicu,” tutup Dedi Kurniawan.***
Tulis Komentar