Butuh Waktu Sekian Lama, Budiman Putuskan Temui Prabowo

Tokoh | 07 Aug 2023 | 19:02 WIB
Butuh Waktu Sekian Lama, Budiman Putuskan Temui Prabowo
Budiman Sudjatmiko tokoh aktivis prodemokrasi yang kini menjalin persahabatan dengan Prabowo Subianto.

Uwrite.id - Politikus PDI Perjuangan (PDIP) Budiman Sudjatmiko mengakui ia memerlukan waktu 25 tahun untuk merenung sebelum akhirnya memutuskan untuk menemui bakal calon presiden Partai Gerindra Prabowo Subianto. Dia pun sempat mengungkit sejarah kelam era Orde Baru.

Budiman menjelaskan bahwa dirinya dan Prabowo pernah berhadapan saat proses menumbangkan Orde Baru, saat itu dia adalah aktivis dan Prabowo merupakan perwira TNI. Pertemuan dengan Prabowo pada Selasa (18/07) malam merupakan prakarsa Budiman sendiri.

"Saya perlu 25 tahun untuk merenung dan pada akhirnya saya putuskan, oke saya temui Pak Prabowo Subianto. Karena apa? Saya disadarkan bahwa pada akhirnya apa yang kami lakukan, apa yang kami alami, kalau mengutip kata-kata Bung Ikhyar tadi adalah dulu di era Orde Baru, tugas negara dan tugas sejarah itu bentrok, tugas negara dan tugas sejarah di Orde Baru itu berlawanan dan itu adalah salah, tidak seharusnya tugas negara itu melawan tugas sejarah, karena sebuah negara itu harus berkembang mengikuti tuntutan zaman dan sejarah," kata Budiman Sudjatmiko, Senin (07/08/2023).

Budiman lalu mengaku banyak merenung di benaknya terkait tidak adanya rasa marah dan dendam kepada orang-orang yang pernah menjadi lawannya tatkala menjadi aktivis di zaman Orde Baru. Ia bahkan mengungkit pernah divonis penjara 13 tahun saat masa itu.

"Salah satunya begini 'kenapa saat saya bertemu dengan orang-orang yang pernah menghadapi saya, berhadapan dengan saya, baik itu yang pernah menangkap saya saat itu, baik itu yang dulu pernah menginterogasi saya, baik hakim yang pernah memvonis saya 13 tahun penjara, baik itu orang yang dulu membocorkan tempat saya bersembunyi sehingga saya bersama teman-teman saya ditangkap dan pada akhirnya saya divonis 13 tahun penjara. Mengapa saat saya bertemu, tuan guru, kok tidak pernah setitik pun saya punya rasa marah dan dendam," ulasnya.

Budiman mengungkit pula perenungan itu dimulai sejak terakhir ditangkap di tahun 1996. Dia mengakui paling tidak sudah 6 kali ditangkap semenjak duduk di bangku SMA. Namun demikian, Budiman menekankan tidak pernah memiliki rasa dendam sama sekali dengan lawan-lawannya di zaman itu.

"Jadi setelah saya periksa selama 25 tahun, bahwa saya tidak pernah mempunyai rasa dendam pada lawan-lawan saya, maka saya meyakini, bismillahirrahmanirrahim .. inilah jalannya, dahulu kita berlawanan oleh karena tugas sejarah, saat ini kita berkawan karena tugas sejarah juga. Terima kasih," pungkas Budiman.
 

Jika anda keberatan dan memiliki bukti atau alasan yang kuat bahwa artikel berita ini tidak sesuai dengan fakta, anda dapat melakukan pengaduan pada tautan ini

Tulis Komentar

0 Komentar