Bunker Sebagai Sarana Berlindung Warga Saat Situasi Perang Berkecamuk Disiapkan di Jerman

Eropa | 30 Apr 2025 | 20:23 WIB
Bunker Sebagai Sarana Berlindung Warga Saat Situasi Perang Berkecamuk Disiapkan di Jerman
Borries menyarankan, pemerintah lebih baik berinvestasi pada apa yang disebutnya sebagai perlindungan "normal” populasi.

Uwrite.id - Berlin - Hans-Walter Borries, direktur Institut Studi Ekonomi dan Keamanan FIRMITAS di Universitas Witten di Jerman bagian barat, sepakat isu perlindungan penduduk telah sangat diabaikan.

Namun dia mempertanyakan seberapa besar sebenarnya manfaat bunker, dengan memberikan skala senjata militer yang mungkin digunakan jika ada skenario yang disiapkan mengantisipasi perang antara NATO dan Rusia. Rusia, misalnya, kini memiliki rudal hipersonik yang secara virtual dapat mencapai hampir semua kota di Eropa dari Kaliningrad dalam tempo hanya 2 hingga 5 menit.

"Ini tidak seperti pada Perang Dunia II, ketika peringatan mengenai pesawat pengebom yang terbang di atas Hannover menuju Berlin memberi waktu 15 atau 20 menit bagi masyarakat untuk menemukan bunker,” kata Borries, yang juga seorang kolonel dari pasukan cadangan di Bundeswehr. "Dengan waktu reaksi yang tersedia saat ini, tidak ada cara untuk memperingatkan masyarakat.”

Pemerintah federal Jerman menyadari masalah ini. Jika terjadi perang, laporan pemerintah mengatakan, kemungkinan penggunaan bunker besar yang terpusat akan jauh lebih kecil, dibandingkan dengan ruang perlindungan yang terdesentralisasi di dalam bangunan tempat tinggal. Oleh karena itu, pemerintah berencana merekomendasikan masyarakat untuk membeli bahan bangunan yang murah dan mudah didapat, untuk membangun ruang aman di ruang bawah tanah mereka guna melindungi diri mereka sendiri.

Anggaran Lebih Baik Dialokasikan untuk Hal Lain

Borries tidak yakin, terutama mengingat konflik tersebut dapat dengan cepat meningkat menjadi perang nuklir, dan senjata nuklir kini jauh lebih merusak dibandingkan senjata yang digunakan AS pada akhir Perang Dunia II.

"Dampaknya tidak bisa lagi dibandingkan dengan kasus Hiroshima atau Nagasaki,” ujarnya. "Dengan senjata modern, seluruh Republik Federal Jerman bisa dihancurkan dengan sembilan hingga 12 roket.”

Bunker yang bisa menahan serangan semacam itu, katanya, harus berlokasi ribuan meter di bawah Pegunungan Alpen Swiss. "Dan setelah serangan nuklir kita tidak ingin keluar lagi," katanya.

Daripada menginvestasikan miliaran dolar untuk membangun jaringan bunker jika terjadi perang, Borries menyarankan, pemerintah lebih baik berinvestasi pada apa yang disebutnya sebagai perlindungan "normal” populasi. Hal ini, katanya, dapat menjadi sistem peringatan terhadap bencana, terutama bencana alam seperti banjir yang dialami Jerman baru-baru ini, dan menciptakan pelatihan yang lebih baik bagi organisasi bantuan bencana.

"Itu berarti alokasi uang untuk pelatihan, latihan dan peralatan modern,” katanya. "Semua itu akan lebih masuk akal daripada membayangkan skenario akhir zaman di mana pada dasarnya kita tidak dapat melakukan apa pun.” (*)

Menulis di Uwrite bisa dapat penghasilan, Investasikan tulisan anda sekarang juga
Daftar di sini

Jika anda keberatan dan memiliki bukti atau alasan yang kuat bahwa artikel berita ini tidak sesuai dengan fakta, anda dapat melakukan pengaduan pada tautan ini

Tulis Komentar