BRIN Positif Dukung Energi Alternatif Kreasi Rakyat Seperti Nikuba

Sains | 14 Jul 2023 | 19:04 WIB
BRIN Positif Dukung Energi Alternatif Kreasi Rakyat Seperti Nikuba
Namanya inovasi bukan hak eksklusifnya para periset," ujar Direktur Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada Kementerian/Lembaga Masyarakat, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah BRIN, Dadan Nugraha.

Uwrite.id - Diversifikasi energi serta pelbagai inovasi yang lahir dari kalangan rakyat akar rumput saat ini sangat didukung penuh oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Penyikapan ini merupakan bagian dari  komitmen pemerintah pada upaya perwujudan Net Zero Emission (NZE) pada 2060 nanti.

Dalam pada itu, BRIN pun amat mengapresiasi, mendorong dan serta memberikan penghargaan atas tumbuhnya terobosan-terobosan karya cipta dari kalangan rakyat akar rumput, di antaranya yakni inovasi Nikuba.

Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur (OREM), Haznan Abimanyu mengungkapkan bahwa BRIN sangat memiliki perhatian penuh dalam menggerakkan penelitian dan Energi Baru Terbarukan.

Keseriusan itu diawali atas upaya menjajaki kajian pemodelan serta optimasi transisi ke arah Net Zero Emission.

“Kami melakukan riset-riset teknis terkait energi baru seperti energi hidrogen dan juga energi terbarukan seperti energi panas bumi, angin, biomassa, sinar matahari, aliran dan terjunan air, sampah dan limbah, gerakan dan perbedaan suhu lapisan laut, dan energi terbarukan lainnya,” ujar Haznan pada jumpa pers di Ruang Inovasi BRIN Thamrin, belum lama berselang.

Terkait dengan penemuan nikuba (niku banyu), pada dasarnya pihak BRIN turut mendorong supaya inovasi itu dapat diarahkan ke pengujian dengan metode saintifik.

Seperti prototype 'Nikuba' buatan Aryanto Misel, warga Cirebon itu belum diuji secara ilmiah oleh BRIN.

"Pada prinsipnya, BRIN sangat mendukung inovasi yang dihasilkan masyarakat luas. Namanya inovasi bukan hak eksklusifnya para periset," ujar Direktur Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada Kementerian/Lembaga Masyarakat, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah BRIN, Dadan Nugraha, pada jumpa pers di gedung BJ Habibie BRIN, Jl M.H. Thamrin, Jakpus itu.

Dadan menandaskan bahwa BRIN sudah melaksanakan visit ke rumah Aryanto Misel, yang berada pada kawasan Cirebon tahun silam. Namun belum menguji langsung bagaimana cara kerja Nikuba, termasuk apakah Nikuba ini masih menggunakan BBM atau murni dari air.

"Kalau saya datang ke sana memang niatnya tidak masuk ke hal teknis dulu tapi mencoba membuka komunikasi dan menawarkan tadi, jadi belum masuk ke hal teknis belum masuk apalagi ke pengujian apalagi sampai menyimpulkan apakah itu murni energi air menjadi listrik atau tetap ada bantuan BBM, kami belum bisa menjawab itu, seperti yang disampaikan pak Haznan, BRIN belum melakukan proses pengujian," jelas Dadan.

Nikuba sempat ramai mendapat sorotan publik sejak 2022. Perkembangan berikutnya di tahun  2023, Aryanto Misel bertolak ke Italia. Kodam III TNI/Siliwangi mengatakan bahwa Aryanto diundang oleh perusahaan penyedia energi Ferrari dan Lamborghini.

Sebelumnya keberadaan Nikuba memang menuai pro dan kontra. Beberapa ahli menganggap Nikuba bukanlah teknologi baru.

Di samping itu, Nikuba tidak benar-benar bisa menggantikan BBM untuk bahan bakar kendaraan. Meski bisa menggunakan air, namun tetap dibutuhkan bahan bakar agar kendaraan bisa berjalan.

"Itu (teknologi) sudah lama banget. Coba lihat saja di (situs jual beli) Tokopedia, tulis 'Joko Energy', keluar semua alatnya itu. Jadi yang ngembangin udah banyak. Termasuk (tutorialnya) di Youtube, juga udah banyak banget," kata Pakar Konversi Energi dari rumpun keilmuan Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB), Tri Yuswidjajanto Zaenuri.

Yus mengatakan untuk bisa menggunakan air sebagai bahan bakar pengganti tidak hanya dibutuhkan aki, namun tetap membutuhkan bensin. Kalau memakai air saja untuk proses ini, hal itu tidak akan cukup.

"Lama-lama aki bisa tekor karena secara keseimbangan energi tidak cukup. Lebih besar untuk memproduksi daripada yang berguna. Jadi tak hanya butuh aki, tapi juga tetap butuh bensin," ungkapnya.

Nikuba sudah terpasang pada 31 unit kendaraan dinas milik TNI. 30 unit dipasang di kendaraan dinas milik TNI dari Kodam III/Siliwangi, sedangkan satu unit lagi dipasang di kendaraan dinas yang dipunyai Serda Muhammad Sutami anggota TNI dari Koramil Lemahabang Bekasi.

Menurut penjelasan Haznan, secara ilmiah, air dapat diubah menjadi energi dengan menggunakan prinsip elektrolisis.

Di mana arus listrik searah (DC) dialirkan ke air (H²O) dengan penambahan zat kimia yang terdiri dari Sulfuric-Acid (H²SO⁴) akan menyebabkan air melepaskan elektron pada sisi anoda (+) untuk memisahkan O².

Ion Hidrogen menerima elektron di sisi katoda (-). Asam sulfat digunakan ion untuk menghantarkan arus listrik.

Reaksinya adalah redoks, oleh karena itu dalam istilah kimia disebut elektrolisis.

“Produk elektrolisisnya berupa hidrogen, yang bisa digunakan di berbagai sektor, dari sektor pembangkit listrik, industri terutama industri petrokimia, perumahan, hingga alat transportasi/kendaraan. Terkait nikuba yang merupakan produk penelitian/inovasi masyarakat, BRIN dapat memfasilitasi masyarakat yang memiliki ide inovasi karena BRIN berkomitmen untuk mendorong inventor atau inovator untuk bisa membuktikan secara ilmiah agar bisa diterima oleh komunitas,” jelasnya.

Untuk mengujinya, setidaknya ada tujuh tahapan yang perlu dilakukan.

Tahapan itu dimulai dengan Idea Generation (Idea formulation), Idea Evaluation (Screening), Concept Testing (pengujian konsep), Product Development (pengembangan produk), Testing and Execution (pengujian dan eksekusi), Post Development (Commercialization, Market Introduction), pengembangan lanjut (komersialisasi dan penetrasi pasar), hingga Support and Maintenance (pendukung dan perawatan).

“Tahapan testing atau uji ini sangat penting untuk validasi dari konsep atau klaim temuan baru. Dengan hasil uji, investor dapat mengetahui performa hasil risetnya, bisa membuktikan secara ilmiah serta dapat melakukan improvement/perbaikan yang terus menerus, sedangkan bagi investor dan komunitas dapat menerima produk baru dengan lebih yakin dan terjamin,” kata pria peraih gelar doktor dari Korea University of Science and Technology tersebut.

Dadan menyebutkan beberapa contoh inovasi akar rumput yang telah teridentifikasi dan diusulkan tersebut, antara lain: mesin teknologi tepat guna (TTG), teknologi pengolahan limbah, bahan bakar alternatif, aplikasi teknologi digital, pemanfaatan IoT dalam pertanian, diversifikasi olahan pangan, dan lainnya.

“Program FIAR terbuka untuk masyarakat baik individu maupun kelompok, yang bukan berasal dari institusi pemerintah, industri, perguruan tinggi atau lembaga riset,” tambahnya.

Lebih lanjut, Dadan menjelaskan, FIAR bukan merupakan insentif pembiayaan langsung, melainkan pendampingan teknis.

 

Jika anda keberatan dan memiliki bukti atau alasan yang kuat bahwa artikel berita ini tidak sesuai dengan fakta, anda dapat melakukan pengaduan pada tautan ini

Tulis Komentar

0 Komentar