Bagas Hapsoro: Kopi Menjadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi di Tanah Air
Uwrite.id - Pangan jadi permasalahan semua negara karena harganya yang melonjak, termasuk Indonesia yang sebagian memenuhi dapurnya dengan impor. Bahkan lewat secangkir kopi manis, Indonesia bisa mendapatkan masalah. Bagaimana bisa?
Harga kopi acuan arabika diperkirakan masih akan jatuh dan menutup tahun ini dengan penurunan 20% dibandingkan tahun lalu. Harga kopi Arabica dunia pada 2022 diperkirakan akan berada di US$ 1,8 per pond.
Berbicara kopi berarti menyangkut 96% perkebunan rakyat. Demikian dikatakan Ketua ASKI Bagas Hapsoro saat pembukaan Indonesia Premium Coffee Expo & Forum yang mengankat tema Tropical Variety for Growth Drivers.
Selain masalah lonjakan harga dipasar dunia, tambah Bagas lagi, masalah lain adalah kelangkaan kontainer atau shipping lane, termasuk terhentinya lalu lintas kapal barang di Terusan Suez pada awal tahun 2021.
Hal ini mengakibatkan naiknya ongkos pengiriman barang serta lamanya perjalanan ke dan dari Amerika Serikat. Hal yang sama juga dirasakan para eksportir Indonesia yang berhubungan dengan mitranya di Eropa.
Meskipun pandemi memasuki gelombang kedua, Bagas mengatakan, sejak krisis pandemi dimulai tahun lalu para pengusaha, koperasi dan petani telah bahu membahu menjaga stabilitas penjualan dan harga dengan mengandalkan penjualan secara online.
"Kita lihat beberapa pengusaha kopi telah melakukan adaptasi pada proses-proses penjualan kopi, seperti melakukan penjualan secara online dan memberikan diskon produk," ujar Bagas.
Para pemilik kafe skala kecil dan menengah mengadopsi beberapa taktik penjualan. Di antaranya, menjadi mitra di marketplace, memberikan diskon produk, serta layanan antar.
Di akhir diskusi, para narasumber sepakat, semua pihak, baik pemerintah, pengusaha, dan akademisi harus mendorong para pelaku industri kopi nasional untuk memanfaatkan masa pandemi dengan berinovasi dan menciptakan nilai tambah melalui penguatan penerapan technology, sustainability, dan traceability.
Dalam kegiatan business meeting dengan para mitra asing mendatang, para pelaku industri kopi nasional tidak saja perlu mendapatkan kesempatan untuk mengenal lebih jauh karakteristik pasar kopi di Amerika Utara, Eropa dan Asia. (*)
Tulis Komentar