Baca Ini Sedih, Kisah Mengharukan Perjalanan Hidup Imam Budi Hartono Cawali Depok

Tokoh | 19 Oct 2024 | 07:07 WIB
Baca Ini Sedih, Kisah Mengharukan Perjalanan Hidup Imam Budi Hartono Cawali Depok
Imam yang pernah menjadi Ketua Fraksi PK, PKB dan PBB atau diringkas sebagai Fraksi Madani dulu sukses menghantarkan Badrul Kamal sebagai Walikota Depok.

Uwrite.id - Depok - Pilkada Depok 2020 terselenggara di tengah-tengah berkecamuknya wabah virus Covid-19. Ada pembatasan metode kampanye paslon saat itu. Kendatipun tetap ada tatap muka, yang hadir paling tidak telah vaksin dan wajib mengenakan masker.

Kampanye yang hanya dua bulan dan disertai ketentuan pembatasan akibat wabah Covid-19, menjadikan tim pemenangan Mohammad Idris dan Imam Budi Hartono bekerja pagi, siang dan malam.

Allah SWT ternyata membayar lunas semua kesabaran dan keuletan itu. Mohammad Idris dan Imam Budi Hartono akhirnya terpilih sebagai Walikota dan Wakil Walikota Depok masa bakti 2021 hingga 2026.

Sebagai mitra Mohammad Idris, Imam Budi Hartono tak pernah lepas belajar. Tak ayal, buah tangan keduanya mampu mewujudkan sejumlah peningkatan yang pesat di Kota Depok.

Penambahan bangunan sekolah, trotoar dibuat aestetik, bangunan alun-alun, tersedia layanan UHC, insentif ketua lingkungan ditingkatkan serta masih ada puluhan lagi kebijakan yang sudah dirasakan masyarakat Depok.

Tetapi di balik itu semua, siapa menyangka semasa kecilnya Imam Budi Hartono, orang tuanya pernah tinggal mengontrak di Jalan Setia Budi Barat Lima, Jakarta Selatan. 

Lokasi itu seolah merupakan saksi bisu bagi orang biasa yang merangkak menjadi luar biasa. Di alamat itu Keluarga Sugiman dan Sadati membina kehidupan dengan tujuh orang anak, di mana Imam adalah anak kelima dari tujuh bersaudara.

Boleh dibilang, dari tujuh bersaudara, anak kelima yang paling menonjol. Lahir 8 Agustus 1968, di rumah kontrakan petak, Imam Budi Hartono, dikenal sebagai anak yang riang, nggak mau kalah dan selalu menang dalam hal apa pun.

Dalam kesederhanaannya yang terlahir sebagai anak seorang driver taksi, Imam Budi Hartono sehari-hari cuma makan seadanya bersama saudaranya. Bahkan, sesekali hanya makan berlaukkan garam jika teman nasi tak ada.

Yang agak lain, Imam Budi Hartono mempunyai kegigihan dalam ikhtiarnya mengubah nasib. Tekad ini sudah mengerucut tatkala dirinya memulai pendidikan formalnya di SD Muhammadiyah XII, Jakarta Selatan tahun 1975.

Imam Budi Hartono yang hobi menggubah lagu, telah mahir hafalan hitung-hitungan dan perkalian. Kemahiran menata pikir tidak terlepas peran Ibu Sadati, yang selalu mengajarkan beragam pengetahuan umum hingga ilmu agama.

Di lingkungan Setia Budi Lima, Imam Budi Hartono bareng dengan saudara-saudaranya dan kedua orang tuanya senantiasa menghabiskan waktu bersama. Tidak heran jika di usia yang saat ini mencapai 56 tahun, dirinya kerap terkenang suka-duka di masa kecilnya.

Setia Budi Lima, bukan tempat tinggal terakhir Imam Budi Hartono. Dengan ekonomi yang terbatas, Imam Budi Hartono beserta kakak adik dan orang tua, sempat pindah tempat tinggal hingga enam kali. Dari Setia Budi Lima, lantas berpindah ke Setia Budi Barat Tujuh.

Tuntas menyelesaikan bangku SD Muhammadiyah XII, Imam Budi Hartono berhasil masuk ke SMPN 58 Jakarta. Sekolahnya yang tidak jauh dari rumah, membuat Imam Budi Hartono sering membantu orang tuanya di rumah di Setia Budi Barat Tujuh.

Hari-hari dilaluinya sama dengan orang susah pada umumnya. Imam Budi Hartono bersama kakak dan adiknya kerap makan seadanya. Bahkan, saking sulitnya satu telur dadar dipotong menjadi tujuh bagian. Hanya dengan ilmu yang dimiliki, Imam Budi akhirnya bertekad ingin sukses saat muda.

Dua tahun setengah bergelut meniti ilmu di SMPN 58 Jakarta, lagi-lagi, Imam Budi Hartono membuktikan apabila dia mampu berbuat banyak bagi keluarganya. Bapak lima anak ini kembali masuk sekolah negeri, yaitu SMAN 3 Jakarta.

Imam Budi Hartono muda terus menggali kebisaannya. Sampai akhirnya ilmu yang didapat di SMAN 3 Jakarta menghantarkan dia masuk ke Universitas Indonesia (UI) Fakultas Teknik Gas Petrokimia, pada 1987.

Di masa itu Imam Budi Hartono benar-benar dipaksa harus mandiri. Biaya hidup kesehariannya dan bayar kuliah mesti dicari sendiri. Dia hanya bawa badan datang ke Kota Depok.

Mulanya, Imam Budi Hartono menjadi seorang marbot masjid. Hal ini dia lakukan guna dapat mencari tempat tinggal. 

Tuntas menyelesaikan kuliah di UI, dia habiskan waktu untuk mengurus Masjid Al-Farouq yang terletak di Jalan Kukusan Raya, Kelurahan Kukusan, Beji, Kota Depok.

Selama sekitar dua bulan, Imam Budi Hartono mengurus masjid. Kemudian dia mulai berkiprah. Salah satu di antaranya membersamai komunitas anak-anak rohis, serta membuat program bimbel.

Tingginya minat siswa yang masuk bimbel, berujung bisa menyewa rumah dan tinggal di sana sambil kuliah di UI.

Di saat Imam Budi Hartono kuliah dan mengajar, dia juga menjalani ta'aruf. Perjodohan itu dimulai dari para guru ngaji. Satu sama lain hanya memegang data diri beserta foto. Imam pertama kali bertemu dengan sang calon istri, Etty Maryati Salim, pada Desember 1991.

Menjalani ta'aruf selama sebulan, pada 12 Januari 1992, Imam Budi Hartono menikahi Etty Maryati Salim, yang merupakan warga pribumi Depok asli, penduduk Cagar Alam, Pancoran Mas.

Sepertinya kerja keras adalah bagian dari gaya hidup Imam Budi Hartono. Sambil kuliah dia juga menjadi guru di STM Panmas Depok dan SMA Hang Tuah pada tahun 1994 hingga 1998.

Demi memenuhi kebutuhan hidup keluarga barunya dan sambil kuliah, menjadi guru adalah pilihan. DI STM Panmas Depok, Imam Budi Hartono mengajar matematika, fisika dan gambar teknik. Di SMA Hang Tuah Imam hanya mengajar fisika.

Tak hanya menjadi guru di dua sekolah, pria yang humble ini mencari peluang lain dengan menjadi guru privat. Waktu luangnya digunakan untuk mencari tambahan buat kebutuhan dapur.

Di tahun 1998 terjadi reformasi. Saat itu Presiden Kedua Soeharto digulingkan dari kekuasaannya yang menjabat puluhan tahun.

Dia digantikan dengan Wakil Presiden Baharuddin Jusuf Habibie (BJ Habibie). Pergantian Presiden Ketiga itu membawa tsunami buat kehidupan masyarakat Indonesia saat berdemokrasi.

Imam yang berdiri di aktivis rohis, akhirnya membuat partai politik baru di Kota Depok. Namanya PK (Partai Keadilan) yang di kemudian hari bertransformasi menjadi PKS (Partai Keadilan Sejahtera).

Di masa pasca reformasi, Imam diminta langsung menjadi Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD). Masih di tahun 1999, Imam yang sudah punya bendera partai akhirnya mencalonkan menjadi Anggota DPRD Kota Depok. Dukungan dan doa yang kuat dari orang tuanya, karpet merah menuju wakil rakyat Depok pun terwujud.

Meskipun PK adalah partai baru dan tidak memiliki kader yang dikenal, PK berhasil menggaet tiga kursi. Perangkat legislatif kemudian telah lengkap, alurnya lalu memilih Walikota Depok.

Figur Walikota Depok saat itu ditentukan dengan pemilihan oleh DPRD (Sistem Proposional Tertutup). Imam Budi Hartono yang bersama PK koalisi dengan PKB dan PBB diinstruksikan mengupayakan Badrul Kamal agar meraih posisi Walikota Depok.

Imam yang menjadi Ketua Fraksi PK, PKB dan PBB atau diringkas sebagai Fraksi Madani sukses menghantarkan Badrul Kamal sebagai Walikota Depok pertama. Bersama Badrul Kamal, Imam Budi Hartono di legislatif membuat pondasi awal membangun Kota Depok.

Banyak sejarah yang diukir dari Pemkot dan DPRD Depok. Mulai dari lambang hingga mars Kota Depok. Infrastruktur juga sudah mulai diperbanyak, contohnya Flyover Arif Rahman Hakim serta Masjid Agung di Balaikota Depok.

Imam Budi Hartono yang dikenal bersahaja, pada periode 2004-2009 kembali terpilih menjadi Anggota DPRD Depok dari PKS. Di bawah kepemimpinan Imam Budi Hartono, PKS yang awalnya tiga kursi di pemilihan legislatif kedua mampu mendongkrak kursi PKS menjadi 12 kursi.

Cukup panjang spektrum raihan gemilang yang dicapai sang anak cerdas ini. Imam Budi Hartono pada akhirnya naik level ke jenjang selanjutnya. Dia ditunjuk partai untuk mencalonkan diri sebagai wakil rakyat di Provinsi Jawa Barat periode 2009-2014.

Sekali coba langsung moncer. Kendati nomor urut 2 di PKS, Imam Budi Hartono berhasil meraih suara terbanyak di daerah pemilihan (Dapil) Depok-Bekasi.

Sama seperti di Kota Depok yang bermitra dengan Walikota Nur Mahmudi Ismail, di Jawa Barat juga Imam kerja bareng dengan Gubernur Ahmad Heryawan.

Malah, sebelum Ahmad Heryawan duduk sebagai gubernur untuk kedua kalinya di tahun 2013, Ketua Tim Sukses Aher dijabat oleh Imam Budi Hartono. 

Berkiblat pada Aher, akhirnya Imam mulai mencoba menjajaki wilayah eksekutif dengan mendampingi Muhammad Idris maju sebagai wakil walikota Depok di Pemilukada Depok 2020. 

Keberuntungan pun berpihak pada si sosok yang semenjak belia menjalani dinamika hidup dengan penuh keprihatinan tersebut. 

Ia akhirnya duduk sebagai orang nomor dua di kota belimbing, setelah rakyat memberikan kepercayaan kepada paslon Muhammad Idris dan Imam Budi Hartono untuk menjabat karir politik tertinggi di pemerintahan Depok itu.

Belum selesai menjabat, muncul aturan baru dari pemerintah. Semua sepakat di tahun 2024 diadakan Pemilu Serentak. Pemilihan legislatif bersamaan dengan pemilihan presiden. Pemilihan kepala daerah (Pilkada) dibarengi kota atau kabupaten dan gubernur.

PKS sudah menghantarkan Nur Mahmudi Ismail dan Mohammad Idris selama dua periode menjabat Walikota Depok. Tidak cukup itu, berikutnya Mohammad Idris dan Imam pun selama 10 tahun membawa bendera PKS memimpin Kota Depok. 

Selama dua dasawarsa Depok dinaungi kepemimpinan sejuk dan tawadlu' dari partai yang memiliki cikal bakal berupa gerakan dakwah kampus militan. Akhirnya, tibalah saatnya, tongkat estafet tersebut diberikan ke tangan Imam Budi Hartono.

Elektabilitas dan popularitas yang tinggi membuat Partai Golkar langsung mengajak bareng berkoalisi di Pilkada 2024.

Partai Golkar menawarkan Ririn Farabi Arafiq. Dia merupakan istri dari Ketua DPD Partai Golkar Depok, Farabi A Arafiq.

Pasangan ini baru saja ditetapkan KPU Depok sebagai calon Walikota dan Wakil Walikota Depok nomor urut 1. Manusia hanya berusaha, yang menentukan takdir Allah. (*)

Menulis di Uwrite bisa dapat penghasilan, Investasikan tulisan anda sekarang juga
Daftar di sini

Jika anda keberatan dan memiliki bukti atau alasan yang kuat bahwa artikel berita ini tidak sesuai dengan fakta, anda dapat melakukan pengaduan pada tautan ini

Tulis Komentar