Angkatan Siber sebagai Angkatan Ke-4 TNI, Perlukah Dibentuk?
Uwrite.id - Politisi Komisi I DPR RI asal Partai Golkar Christina Aryani menyambut baik masukan pembentukan angkatan siber guna menyempurnakan tiga angkatan yang telah terbentuk di TNI.
"Gagasan ini sesuatu menarik tetapi membutuhkan kajian ilmiah yang matang dan komprehensif," ujar Christina sebagaimana dilansir Antara, Kamis (10/08).
Disampaikan Christina Aryani lagi, masukan tersebut menarik, tetapi memerlukan kajian ilmiah.
Perlu ada kajian mengenai ragam konsekuensi jika angkatan keempat TNI yaitu angkatan siber tadi betul-betul dibentuk.
Terlebih lagi, dewasa ini sudah ada institusi Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
"Banyak hal yang mesti dipertimbangkan, mengingat dewasa ini kita telah memiliki Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) serta di internal TNI sendiri juga telah mempunyai unit siber di tiap-tiap angkatan," ujarnya.
Kajian ilmiah mendalam yang dimaksud diperlukan guna mencermati konsekuensi dan efek pembentukan angkatan siber yang ke depannya menjadi angkatan keempat di TNI.
Sejumlah hal yang layak menjadi pertimbangan menurut Christina antara lain struktur kelembagaan dan organisasi di TNI, sumber daya manusia (SDM), pola rekrutmen, sampai dengan jenjang karir serta kepangkatan.
Dirinya mencermati pula sisi anggaran. Christina mengatakan saat ini BSSN boleh dikatakan minim anggaran. Oleh sebab itu, perlu disoroti lebih lanjut konsekuensi penganggarannya, apabila angkatan siber ini terbentuk.
"Katakan saja anggaran, kita mengetahui bahwa BSSN saja daya dukung anggaran yang ada sangat-sangat minim. Nah, apabila ada angkatan baru TNI untuk siber bagaimana nanti dukungan anggaran ke depan," ujarnya.
Gubernur Lemhannas Andi Widjoyanto pertama kali mengusulkan pembentukan matra keempat TNI berupa Angkatan Siber. Dia mengatakan Singapura telah memiliki angkatan tersebut dari tahun 2022 lalu.
Singapura, ujar Andi, meresmikan pada Oktober 2022 lalu angkatan siber setelah 7 tahun mempersiapkannya.
"Mereka punya seragam hijau untuk AD, seragam putih untuk AL, seragam biru AU dan seragam abu-abu untuk Angkatan Digital dan Intelijen," tukas Andi.
TNI kemudian merespons. Kapuspen TNI Laksamana Muda Julius Widjojono menganggap pembentukan Angkatan Siber sesungguhnya ideal di tengah derasnya laju perkembangan teknologi informasi.
Tetapi, ia mengatakan, wacana itu memerlukan kajian yang serius serta mendalam, sejak dari Sumber Daya Manusia sampai dengan nasib satuan sampai badan siber yang ada sekarang.
"Kalau saya memandang hal tersebut mesti ada kajian ilmiah yang komprehensif," tukas Kapuspen TNI Laksamana Muda Julius Widjojono seusai pelantikan Perwira Remaja TNI di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Rabu (09/08).
Tulis Komentar