Andi Surayya Mappangile Capai Gelar S3 Doktor K3 di FKM UI, Menteri Ketenagakerjaan RI dan Lembaga K3 Ucapkan Apresiasi

Uwrite.id - Batang, Jawa Tengah - Bagi stakeholder nasional di bidang K3, bulan bakti K3 tahun 2025 menjadi titik tolak peningkatan kemampuan akademik para pelaku dan tokoh kunci K3 regional dan nasional. Tidak ada suatu apa pun, daya ungkit yang mencerahkan insan K3 nasional, terkecuali prestasi insan K3 yang melejit ke permukaan sebagai pemegang gelar S3 baru di ruang lingkup K3. Karena di tahun ini, telah terlahir doktor IKM UI ke-443 nasional dengan novelty yang tidak terbantahkan dan temuan riset yang mengagumkan.
Di samping komitmen prestasi yang menelurkan kebaharuan postulasi hasil riset mendalamnya, juga di sidang disertasinya, beliau memperlihatkan standar kemampuan yang melampaui ekspektasi dari seorang putri Wajo. Dia adalah Andi Surraya Mappangile. Yang bersangkutan memang selama ini berkecimpung sesuai kompetensinya sebagai pelaku practical di area Keselamatan dan Kesehatan Kerja sekaligus pendidik yang istiqamah di bidang keilmuan K3-nya.
Atmosfer dan horison kebaharuan akan spirit tersebut ternyata juga turut menyelimuti suasana kebatinan pada peringatan puncak Bulan Bakti K3 Nasional 2025 di Batang, Jawa Tengah. Adapun tema bulan bakti kali ini adalah Penguatan Kapasitas Sumber Daya Manusia dalam Mendukung Penerapan Sistem Manajemen K3 (SMK3) untuk Meningkatkan Produktivitas.
Dalam suasana khidmat, Menteri Ketenagakerjaan Kabinet Merah Putih - Yassierly, pimpinan lembaga K3 dan sejumlah tokoh K3 turut serta memberikan apresiasi atas capaian gelar Doktor (S3) kepada Andi Surayya Mappangile di UI. Momen istimewa ini berlangsung di sela-sela peringatan bulan K3 Nasional di Integrated Industrial Estate, Kabupaten Batang, Jawa Tengah yang berlangsung meriah pada tanggal 14 Januari 2025 yang lalu.

Foto : Andi Surraya Mappangile dan IZ, bersama tim penguji Ujian Disertasi S3 Bidang K3 pada 7 Januari 2025 di Kampus UI, Depok, Jawa Barat (sumber dokumentasi: Dr Isradi Zainal)
Sebagaimana diketahui, sebagai salah satu pengajar prodi K3 di Uniba (Universitas Balikpapan) Kalimantan Timur, Andi Surayya Mappangile, SKM, M.Kes. telah mendapatkan predikat doktor K3. Gelar yang diterima istri rektor Universitas Balikpapan itu tercakup ke dalam ruang lingkup disiplin akademik Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM).
Andi Surraya Mappangile IZ baru-baru ini (07/01), mencapai gelar doktor di bidang K3, pasca menyelesaikan tahapan paripurna yaitu sidang promosi yang digelar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), di kampus Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat.
Pimpinan lembaga K3 Nasional yang mengucapkan selamat di antaranya Ketua Umum ALPK3, Ragil Mulyono dan jajarannya, serta sejumlah tokoh nasional dan pejabat kementerian. K3 merupakan kepanjangan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Mengacu kepada Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012, K3 merupakan segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

Bersama keluarga saat usai sidang disertasi S3 di Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, promovendus Andi Surraya Mappangile
Figur ternama di bidang K3 yang hadir saat ujian disertasi wanita Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa K3 (APJK3) nasional serta Ketua Umum Perkumpulan Profesi K3 Nasional (P2K3N) kelahiran 12 Februari 1977 itu; di antaranya Dr. Amry, Ketua LSP K3; Dr. Subhan Ketua Komisi DK3N; Dr. Sembiring; Ketua Umum PPJK3 RUI, Dr. Sudi, Sekretaris INOSHPRO; Dr. Agus, Sekretaris Itjen Kementerian Ketenagakerjaan RI; Dr. Isradi Zainal - Advisory Board INOSHPRO; Ir. Lazuardi, Ketua PAKKI, dan sejumlah tokoh lain. Nampak juga sejumlah guru besar di antaranya Prof Agus Taufik Mulyono, Waketum PII; Prof Misri, Ketua Lamtek/IABEE; Prof Robiana, mantan Ketua PAKKI; Dr. Qiqi, Deputi Ketum PII; Dr. Andi Nurlinda, mantan WD UMI dan tokoh-tokoh IKA UNHAS Jakarta, serta banyak lagi tokoh lainnya.
Hadir pula Ketua Pembina Yayasan Uniba, Dr. Rendy Susiswo Ismail; Rektor Uniba, Isradi Zainal dan sejumlah Guru Besar UI.
Salah satu fakta yang mengesankan bagi tim penguji Andi Surraya adalah keseriusan beliau dalam menerobos sejumlah perusahaan K3 di Kalimantan Timur sampai ia menemukan ada perusahaan yang mau membuka data kuantitatif tenaga kerjanya hingga pemenuhan standar SMK3-nya sehingga itu murni dapat dijadikan Data Primer yang cukup sahih.
Anggota tim penguji pun masih dapat memaklumi andaikata promovendus sampai tidak mendapatkan data asli dari perusahaan di Kalimantan Timur tempat basis penelitian S3-nya itu, alih-alih digantikan dengan data proxy yang bersumber dari BPJS Ketenagakerjaan (data bukan dari objek penelitian langsung, red.).
Andi menyarankan agar perusahaan dapat mengukur tingkat penerapan SMK3 (self assessment) dengan menggunakan instrumen alat ukur kematangan penerapan SMK3, sehingga dapat melakukan langkah perbaikan ke depan.
Dia pun meminta perusahaan menyediakan SDM yang berkompeten dan cukup untuk menangani K3, khususnya menyiapkan Ahli K3 Umum, yang mempunyai kemampuan merencanakan program-program K3 serta memahami semua regulasi yang dipersyaratkan.
Andi Surraya bercerita bahwa dirinya terkadang harus meninggalkan kempat buah hatinya, saat harus bolak-balik dari Balikpapan ke kampus UI Depok demi melampaui tahapan-tahapan pencapaian gelar S3-nya.
Kendati pun di awal-awal masa studi S3, Andi Surraya sempat terkendala dengan mengganasnya penularan virus Covid-19, istri rektor Universitas Balikpapan tersebut tetap berjuang dan memiliki standing vision yang kokoh. Ia tetap bertekad merampungkan proses penggalian data hingga analisis untuk kepentingan penelitian penting yang harus sedemikian memadai. Terlebih lagi, penelitian itu dapat dijadikan bahan policy brief teruntuk kalangan 'G' (Government). Selain Itu, berguna pula sebagai karya spektakular akademis yang benar-benar bernilai. (*)
Tulis Komentar